Setelah melewati alinea pertama yakni mengidentifikasi masalah yang mengusik keresahan pribadiku. Kini benar-benar harus berusaha mewujudkan perubahan empati menjadi aksi. Apalagi sudah dapat lencana apresiasi. Bintang empati dan lulus materi 1.
Alinea kedua ini kami diberikan waktu dua minggu untuk membangun tim solid. Langkah awal yang harus selalu dipegang adalah setia pada problem statement yang telah ditetapkan di awal. Percaya diri untuk terus melanjutkan perjalanan.
Selanjutnya kami diminta untuk melakukan kampanye untuk mengenalkan user persona diri. Inti tujuan langkah ini semacam pengajuan proposal diri untuk membangun sebuah tim.
Apakah cukup? Ya, tentu saja tidak. Membangun chemistry hingga mengenali persepsi seseorang bukanlah perkara gampang. Sebelum kampanye pribadi saya mulai rupanya rekan saya satu regional, Mbak Indah Laras telah mengunggah kampanyenya terlebih dahulu. Fokus tema yang sama yaitu perundungan atau bullying. Akhirnya kami bercakap-cakap secara pribadi melalui WhatsApp.
Kami pun membentuk kelompok percakapan WhatsApp tersendiri untuk proyek ini. Tidak ada masalah cukup berarti komunikasi saya dengan beliau. Sebab memang sejak 2017 kami berdua tergabung dalam proyek yang sama untuk kampanye anti bullying di kota Semarang. Gayung bersambut menyusul kemudian Mbak Dini dari Ibu Profesional Surabaya, Mbak Marita, dan Mbak Rahma.
Kami berlima kemudian mencoba untuk saling berinteraksi dan berdiskusi. Meski percakapan daring begini, jangankan bagi lintas kota lintas propinsi yang dalam kota saja seringkali terkendala sinyal dan perbedaan jam online antar anggota.
Dan, karena kami sudah berkomitmen untuk menyesuaikan kapanpun waktu lenggang yang dimiliki bisa langsung bisa ditanggapi. Jadi Alhamdulillah semuanya berjalan dengan lancar dan semoga seterusnya hingga program atau gerakan ini bisa diwariskan kemanfaatannya.
Tahap awal komunikasi kami berfokus pada saling mengenalkan diri, seperti yang telah dituliskan pada user persona.
Kami melanjutkan dengan mendeskripsikan alternatif solusi yang kami impikan. Apa tujuan proyek ini diadakan? Seperti apa program ini akan berjalan? Dan sebagainya. Selengkapnya bisa dilihat di sini.
Selanjutnya kami saling menggambarkan dan menjelaskan apa sumberdaya yang kami punyai. Softskill dan Hardskill. Sesuatu yang akan bisa jadi bekal kami untuk mencari jalan solusi bagi problem statement kami. Setelah mengemukakan kekayaan personal yang kami miliki, kami pun merangkumnya agar lebih mudah untuk membuat kelanjutan peta.
Terakhir, melihat dan mengenali sumberdaya yang sudah ada pada tim kami. Maka berikutnya kami berbagi peran dan tugas masing-masing dalam proses mewujudkan impian ini.
Semoga saja peran kami ini bisa memberikan manfaat kepada sesama perempuan. Bukan menjadi kelompok sebaliknya. Jika bukan kaumnya sendiri yang memberikan dukungan, maka siapa lagi yang bisa mengerti?
Demikian cerita dalam jurnal kali ini salam ibu pembaharu. "Dari Rumah Untuk Dunia"; Every mother--every people-- is a changemaker.
#materi2
#membanguntimyangsolid
#ibupembaharu
#bundasalihah
#darirumahuntukdunia
#hexagoncity
#institutibuprofesional
#semestaberkaryauntukindonesia