Fathin Faridah, seorang perempuan yang aku kenal sejak bulan Ramadan lalu tepatnya ditantangan Ramadan Writing Challenge One Day One Post tahun 2019. Ia muncul menjadi salah seorang penanggung jawab yang cukup aktif muncul dan memberikan semangat dikelompokku saat itu.
Bulan telah berlalu, tak ada lagi tegur sapa melalui cerita di dunia maya tempat kami biasa bertegur sapa. Lalu, tak lama dipertemukan lagi dengan perempuan berzodiak scorpio ini. Ia yang lahir di Solo tanggal 23 Oktober 1992 menjadi penanggung jawab kelasku lagi. Kali ini bertemu ditantangan menulis 60 hari atau kurang lebih delapan pekan yang diselenggarakan oleh Komunitas ODOP. Tantangan ini telah berjalan cukup lama dan kini telah memasuki gelombang atau biasa disebut dengan batch ketujuh.
Sebuah kehormatan mendapatkan si dara manis yang mengaku masih on going status pernikahannya ini jadi penanggung jawab. Pasalnya ia cukup teliti dalam tatanan dan ejaan Bahasa Indonesia, jadi kelemahanku pun bisa terkoreksi. Pilihan kata dan kalimatnya ceria, cerdas dan kadang tak biasa membuat segar suasana.
Setelah berhasil meraih gelar sarjananya di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang, ia tak berhenti mengejar impian dan passionnya yang lain. Ia kemudian mengikuti Fashion Design Course, dan minat inilah yang membuka jalur profesional yang ia cintai selain dunia literasi tentunya. Kini rasanya aku semakin bangga mengenal pemudi anak bangsa yang dengan bangga mengenalkan diri sebagai Produsen Busana dan Creativepreneur. Keren ya?
Penyuka buku Trilogi Lord of The Rings, Tetralogi Bumi Manusia. serta penggemar grup musik legendaris Queen ini kalau sedang tidak banyak kegiatan, malas atau sedang bosan mengaku justru memilih untuk mendesain. Wah, luar biasa 'gabut' saja bisa jadi produktif perlu dicontoh nih!
Gadis berkerudung ini mengaku aktif pula di organisasi, tak hanya di kampus. Namun, dahulu bersyukur mendapatkan kesempatan mengikuti beberapa program PBB via online delegates. Ia mengatakan,
bisa "bertemu" orang-orang dari berbagai penjuru negara dan beranekaragam latar belakang itu ... It was so precious!
Terkait dengan dunia literasi dan dunia kepenulisan, ia mulai tertarik sejak masih kanak-kanak. Jika orang tua menyuruhnya membersihkan rumah atau membantu masak dan menemukan kertas pembungkus seperti bungkus tempe atau sejenisnya secara tak sadar langsung diambil dan dibacanya. Entah mungkin karena masih kecil dan memiliki rasa penasaran yang cukup tinggi jadi terus saja bereksplorasi dengan lingkungannya.
Ketertarikan pada dunia kata dan bahasa terlihat juga pada nilai raport untuk pelajaran bahasa Indonesia selalu meraih nilai maksimum. Apalagi jika tugas pelajarannya adalah mengarang, sudah pasti hatinya riang gembira mengerjakannya.
Kebanggaan hati terbesar yang tak pernah ia lupakan adalah pernah mengekspor busana muslim ke Singapura untuk sebuah brand milik temannya.
Tidak berhenti di sana prestasi di dunia literasi, Fathin telah memiliki kurang lebih 8 karya berupa buku fiksi yang telah ber-ISBN. Jalur non fiksi ia raih pengalamannya saat jaman masih jadi mahasiswa. Pernah lolos dua kali pendanaan Dikti. Tapi batal ikut karena harus bertanggung jawab memegang program Pusat Kreativitas Mahasiswa di fakultas. Karya non fiksi lain tentu saja skripsi yang ditulisnya, bahkan tulisannya sempat dijadikan penelitian dosen.
Saat masih berstatus mahasiswa PJ Fathin aktif dalam organisasi riset, bertanggung jawab pada pelaksanaan program PKM (semacam karya tulis) dari Dikti. Alhamdulillah, berkat dukungan banyak pihak yang submit makin banyak dari tahun sebelumnya. Tim yang lolos pendanaan juga makin banyak, ditambah lagi pecah telur bisa ada yang masuk PIMNAS dan mendapatkan gold medal. Wow, prestasi yang luar biasa membanggakan.
PJ Fathin begitu kami sering menyapanya di grup, mengaku pernah mengalami kegagalan yang tak pernah bisa ia lupakan.
Kenangan yang paling "berkesan" terjadi saat harus melepaskan impian bekerja di luar pulau dan melanjutkan sekolah lagi ke luar negeri menuntut ilmu jenjang pendidikan lebih tinggi dengan beasiswa.
Sebagai anak muda tentu saja ia memiliki impian ingin mandiri dan mendapat gaji yang besar. Ditambah lagi program ini resmi dari salah satu Kementerian, maka ia makin bermimpi ingin bergabung di dalamnya. Tapi apa dayanya orang tua tidak memberikan ijin. Kesempatan untuk bisa go abroad dengan berupaya mendapatkan beasiswa full untuk jenjang S2-S3 juga harus ia relakan. Sebab, tetap saja orang tua juga tidak memperolehkan.
Bahkan ia mengaku pernah meminta ijin bisa kerja di NGO yang punya akses ke PBB, juga tak diperbolehkan. Katanya,
It was so heart breaking. Aku gagal meyakinkan orang tuaku bahwa aku bisa menghadapi masa depan dengan pilihanku sendiri, meski aku perempuan.
Fathin melihat hambatan terbesar yang ia alami di dunia literasi ini lebih mengarah pada kemampuan manajemen waktunya. Sebab sekarang ini fokusnya sedang mengembangkan usaha sendiri. Apalagi ia yang masih pemula dan ada sisa perasaan belum ikhlas melepas kegagalan di masa lalu. Kegagalan yang mana ya kira-kira hingga masa sekarang masih saja sulit melepasnya?
Apapun jalannya pasti ada ujian dan hambatan, oleh karena itu pasti ada solusi yang bisa dilakukan. Begitu pula bagi PJ Fathin, ia memiliki dua solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Pertama, saat ini melakukan job description PJ di ODOP sebaik mungkin. Setidaknya ini bisa melatih manajemen waktu. Membagi ranah antara ego (pribadi) dan kewajiban kelompok.
Kedua, menyusun ulang target-target yang hendak dicapai. Mulai dari target harian sampai lima tahun mendatang. Biar tidak kehilangan arah lagi.
Bagi penulis pemula ada beberapa tips yang diberikan PJ Fathin agar mampu menulis yang sesuai kaidah tapi tetap enak dibaca. Paling utama katanya,
Mau menulis ya menulislah, mulai saja dulu!
ODOP bisa menjadi salah satu alternatif media latihan yang cukup ampuh. Step by step, challenge by challenge, materi per materi, dan terus praktekkan.
Nanti saat sudah menemukan ritmenya pasti akan mengalir dengan sendirinya. Lalu jangan segan mencoba ikut berbagai macam perlombaan menulis, pilih fokusnya sesuai passion. Atau buat suatu tulisan yg menantang sesuatu yang berbeda.
Sejauh ini PJ Fathin merasa masih belum banyak memiliki sumbangsih yang telah ia perbuat di dunia literasi. Belum banyak dampak manfaat yang luas bagi masyarakat. Hanya terbatas berbagi informasi untuk membangun opini masyarakat yang lebih positif. Berbeda saat masih menjadi mahasiswa, justru merasa bisa berbuat lebih banyak. Seperti bergabung di Badan Ekseskutif Mahasiswa, masuk di divisi Sospol (Sosial Politik) kemudian membuat program utk artikel-artikel pencerdasan masyarakat. Ada juga program yang melatih mahasiswa terutama yang ikut BEM agar lebih berani menulis.
Harapan utama perempuan yang penuh kreativitas ini pada dunia literasi adalah
Meningkatnya minat baca khusus anak-anak di negeri ini.
Utamanya minat baca pada buku yang berisikan amanah cerita yang kaya. Mungkin maksudnya agar anak-anak muda bisa mengambil inspirasi dari sana. Serta, berharap semoga novel cerdas milik Pak Pramoedya Ananta Toer bisa mendapatkan Nobel di bidang sastra.
Itulah biografi singkat dari PJ khFathin. Meskipun telah cukup banyak memiliki prestasi, ia berkata masih merasa harus terus 'on going' berkarya.
Bagi yang ingin lebih mengenalnya, bertanya dan berbincang apa saja silahkan langsung berseluncur ke blog pribadinya yaitu : fathinfar.blogspot.com untuk mengetahui karya-karya yang diabadikannya.
Nah jika teman-teman ingin berkunjung ke Instagramnya @frodifar , di sana kita akan melihat beberapa gambar hasil desain dan menggambar PJ Fathin. Silahkan dibuktikan sendiri bagaimana rekam jejak kehidupannya yang luar biasa keren. Semoga gerbong impiannya yang panjang sampai selamat menuju tujuannya dan membawa memanfaatkan yang luas.
Aamiin
Aku jadi malu yak ππππ
BalasHapusTrima kasih Bund uda bikin iniπ£π£π£
It's an honor for me, dearπππ
Hapuspernah bertemu hanya beberapa hari di RSUD Banyumas, tapi hasil karyanya cukup banyak.
BalasHapussukses selalu Mba Fathin Faridah