Dia perempuan berkalang cahaya
Hangat senyumannya tanpa cela
Hadiah langit bertahta cinta
Hatinya memancar kemilau hangat sang surya
Lelah yang terkira rasanya tak pernah ada
Hanya senyuman membalut duka lara
Mungkin saja bibir bilang tak apa
Tapi sinar netranya sangatlah kentara
Ada cemas yang kau simpan
Ada kecamuk yang ditahan
Ada kata yang tak bisa kau ungkapkan
Ada harap yang diam-diam kau utarakan
Ibu
Cintanya menembus semua batas luka
Kasihnya mengeja semua rasa
Ia tundukkan dalam segenap hembus napasnya
Segenap asa ia terbangkan bersama untaian doa-doa
Ini senjatanya, begitu ia berkata suatu ketika
Katanya,
Kau bukan milikku
Kau titipan Tuhanku
Kepada siapa aku berharap jika tidak pada pencipta mu
Kepada-Nya kutitipkan segala urusanmu yang diluar kuasaku
Ibu
Benar lah surga memang ada dalam keseluruhan wujudmu
Ibu
Terima kasih telah sudi berbagi hidup dan nyawa denganku
Mungkin sepenggalah tinggi cintaku padamu
Namun pasti cinta Sang Maha Rahim untukmu seluas semesta-Nya
Terbentang hingga ke surga
Ibu
Selamat Hari Ibu setiap waktu
Sepanjang doa yang tak pernah henti
Kau lantunkan meski dalam diam dan sunyi
(Kota Atlas atas pada satu titian masa)
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung. Tiada kesan tanpa kata dan saran darimu :)
Salam kenal,
Dee.Irum