“Dulu tuh saya nggak kayak begini, bun..saya tahu saya bisa tapi..kok susah banget ya nge-push supaya PD? Kalau diteman-teman sendiri sih OK aja, tapi kalau udah sama orang lain yang asing dikit gitu..aduh..susah pakai banget deh. Kadang merasanya tuh orang lain lebih pinter, lebih bagus, lebih keren..lebih..lebih lah pokoknya. Kita tuh kayak dibawah rata-rata gitu kualitasnya. Habis itu takut mati gaya pula kalau ujung-ujungnya dicap ke-pede-an..”
Kutipan percakapan yang terjadi disebuah konseling kelompok pada suatu hari sudah cukup lama. Ada yang pernah mengalaminya? Atau sering baper gara-gara feeling bad; nggak percaya diri terus "kosong" merasa nggak bisa lakukan apa-apa?
Sebenarnya krisis percaya diri atau kita akrab menyebutnya dengan kata 'nggak PD' itu merupakan persoalan hampir semua orang. Tua dan muda. Rentang kehidupan yang sudah, sedang dijalani dari usia dini hingga lanjut pasti ada saja masa-masa seseorang merasa krisis percaya diri. Tapi menurut kalian penting nggak sih percaya diri?
Kita coba kenali dulu apa itu percaya diri? Percaya diri sebenarnya adalah sebuah kondisi yang penting bagi kita untuk berusaha diraih dan miliki.
Kondisi apa dan bagaimana? Yaitu kondisi pikiran yang membuat kita yakin bahwa kita memiliki potensi dan kemampuan untuk melakukan sesuatu. Fatimah (2008:149) mengemukakan bahwa percaya diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan dan situasi yang dihadapinya.
Jadi, untuk bisa menjadi versi terbaik dari dirimu, kamu harus mampu meraih percaya diri dengan cara memampukan diri untuk menggali dan menciptakan pikiran yang positif berkaitan dengan potensi serta kemampuan diri kita sendiri.
Lalu, apakah dengan rasa percaya diri itu kemudian seseorang harus jadi manusia super dan mampu melakukan apapun sendiri?
Tentu saja, tidak seperti itu! Superhero saja butuh bantuan teman-temannya dan bergabung masuk di Avengers, kan?
Rasa percaya diri yang tinggi itu sebenarnya berkaitan dengan banyak aspek dari kehidupan kita. Hasil akhir dari pencapaian kepercayaan diri itu, seseorang akan merasa memiliki kompetensi, keyakinan, dan mampu melakukannya.
Kompenen pendukung kepercayaan diri adalah pengalaman, potensi aktual, prestasi, dan harapan realistis terhadap dirinya.
Misalnya begini nih; Malika dan tim paduan suaranya merasa mampu memenangkan kompetisi kali ini, sebab mereka telah berlatih lebih keras dari sebelumnya. Pengalaman kegagalan sebelumnya membuat mereka lebih intensif mempelajari teknik dan strategi lawan terberatnya. Bonusnya seiring giat berlatih, mereka menjadi semakin kompak dan terbukti mendapatkan peningkatan prestasi meskipun belum meraih juara pertama.
Baiklah pertanyaannya ada nggak sih tips-tips sederhana yang bisa membantu kita meraih percaya diri?
Pastilah ada, berikut 6 tips sederhana yang bisa dilatih dan dicoba :
1. Buat daftar tentang hal-hal yang bikin kamu nggak percaya diri. Kalau bisa buat sedetail yang kamu bisa, sebelum membuat prioritas langkah kamu selanjutnya.
2. Bertahap kamu pilih satu persatu aktifitas yang kamu merasa nggak pede itu.
3. Setiap aktifitas tersebut kamu harus tetapkan ukuran kesuksesannya. Misal kalau kamu merasa mudah demam panggung, maka ukuran keberhasilanmu adalah saat kamu mampu menyampaikan pendapatmu didepan umum dengan lancar dan lantang. Meski diawal percobaanmu, kamu harus menahan dagdigdug detak jantungmu..he..he..he...
4. Buatlah target atau tujuan akhir usahamu di tiap aktifitas itu.
5. Selalu berusaha meningkatkan target usahamu, setelah target sebelumnya tercapai. Beri tanda ceklist atau simbol tertentu yang kamu suka untuk menandai keberhasilanmu itu, atau apabila ada hal yang masih perlu ditingkatkan lagi dilain waktu.
6. Terus berlatih dan tekun berusaha juga berdoa. Lakukan sampai tercapai keberhasilan yang kamu mimpikan. Tidak perlu takut salah, kayak kata iklan sabun cuci di televisi itu lho “nggak ada noda, nggak belajar”...he..he..he..
Semakin cepat berani mendobrak zona kenyamanan kita, maka semakin cepat juga kita mencoba. Semakin cepat melakukannya, maka semakin cepat kita tahu kesalahannya. Artinya maka semakin cepat pula kita melakukan hal yang benar.
Khususnya bagi remaja, memang masih mengalami masa-masa labil. Suka susah move on alias mager. Ya begitulah, sifat dasar manusia juga memang suka memandang kekurangan terus eh lupa sama kelebihan yang diberikan Tuhan yang jumlahnya jauh lebih banyak.
Pilihan selalu ada ditangan kita sendiri mau melabeli diri dengan predikat seperti apa nantinya.
Sukses ataupun gagal kita jangan lupa untuk selalu mensyukurinya, sebab sekecil apapun itu tetap saja keberhasilan.
Bukankah ada yang mengatakan bahwa kegagalan kita, bisa jadi merupakan pemandu untuk kehebatan kita di masa depan?
Sumber :
Fatimah, Enung. 2010. Psikologi Perkembangan: Peserta Didik.Bandung : CV. Pustaka Setia
Aku banget iniiiiii, ga pede-an..
BalasHapusLow suruh bicara depan audiens, aduuuh udah deh, rasanya muleeeeees, bawaannya pengen ke toilet mulu... Kwkwkwkw
Aku juga lho...tapi terus dilawan aja...tarik ulur hehe
HapusTidak percaya diri sama nggak berani sama malu beda kan ya
BalasHapusMereka berteman hehe
HapusWah terima kasih mba 🙏
BalasHapusKembali kasih juga,Semoga yang secuil ini bermanfaat 🙏
Hapussuka banget tulisan psikologi kayak gini. berasa banget ademmya.
BalasHapus