Tulisan hari ini ingin ngobrol ringan tentang persahabatan. Ada yang tertarik dengan tema ini? Adakah kalian memiliki sahabat? Pasti banyak kisah mengenai persahabatan yang bisa diceritakan di luar sana. Sahabat cenderung akan dibedakan dari sekedar teman. Teman dianggap tidak lebih dekat secara pribadi dibandingkan seorang sahabat.
"Sesungguhnya burung-burung itu akan bertengger bersama burung yang sama bentuknya sehingga setiap orang akan mencintai yang semisal dengannya".
Arti permisalan yang sangat populer diatas adalah ruh-ruh diciptakan sebelum jasad, dan bahwa ruh itu merupakan makhluk, ketika bersatu atau berpisah bagaikan sebuah pasukan bila bertemu dan berhadapan. Hal ini karena Allah subhanahu wa ta’aala telah menjadikannya ada yang beruntung dan ada pula yang celaka.
Setelah itu jasad yang menjadi tempat ruh akan bertemu di dunia, maka akan bertemu atau berpisah sesuai dengan keserupaan atau tidaknya, yang telah diciptakan baginya di awal penciptaannya. Sehingga engkau melihat seseorang yang baik akan mencintai yang baik, dan orang yang jahat akan senang kepada yang serupa. Dan masing-masing dari keduanya akan lari dari lawannya [Al-Imam An-Nawawi mengatakan dalam Syarah Muslim (16/pada hadits no. 2638)].
Apa sih sebenar arti persahabatan?
Permisalan tersebut diatas merupakan gambaran tentang makna persahabatan. Ruh-ruh yang telah dipertautkan sebelum ditiup masuk dalam raga. Semua kemudian tinggal pada bagaimana upaya kecenderungan pilihan kita. Apakah condong pada kebaikan ataukah justru sebaliknya?
Secara etimologi kata “sahabat” berasal dari bahasa Arab ash-shahaabah, merujuk pada pengertian sahabat pada zaman Nabi.
Jika merujuk pada KBBI arti sahabat bersinonim dengan kawan, teman, handai. Sedangkan, pengertian sahabat menurut wikipedia adalah orang yang memperlihatkan perilaku yang berbalasan dan reflektif. Nilai-nilai perilaku yang ditunjukkan dalam persahabatan seringkali mengarah pada perilaku yang sama, dan ajeg alias konsiten, seperti :
Hati-hati! Jangan salah pilih sahabat palsu!
Terdapat banyak nasihat yang disampaikan dari orang-orang shalih terdahulu tentang bagaimana kita harus pandai memilih sahabat sejati, antara lain :
Sudah seringkali kita lihat betapa banyak orang yang mengaku sahabat namun saling meninggalkan ketika harta mereka amblas. Meninggalkannya ketika cobaan sedang silih berganti mendera. Berapa banyak pula yang mengaku sahabat tapi memilih persimpangan lain karena tak siap menemani sahabatnya bertaruh nyawa. Atau jamak kita lihat karena iming-iming dunia mereka rela bertukar tempat menjadi sahabat yang khianat. Padahal sahabat sejati adalah yang “nekat” memberi nasihat saat kita lupa dan khilaf setiap saat.
Terakhir kali dalam tulisan ini sekali lagi saya yakin, Tuhan telah menginstall fitrah tersendiri untuk saya pribadi atau pada tiap manusia yang tersebar di seluruh semesta. Program langit itu sudah sepaket dengan tugas-tugas spesifik yang harus dicari dan jalani sebagai misi penciptaan manusia hadir diciptakan di muka bumi.
Perjodohan positif dalam pencarian persahabatan tentu bukan kalimat pasif. People come and go! Semua orang dalam kehidupan datang dan pergi silih berganti mencari kesamaan frekuensi.
Bersyukur dalam pencarian 'ruh' persahabatan ini, banyak dipertemukan dengan orang-orang hebat dengan idealisme aktual dan terus berkemajuan. Membantu menebalkan keberanian dan menepis segala kenyamanan tunggal dengan menyebar banyak harapan dan kebahagiaan.
Jangan berpikir ini hebat, sebab hingga detik ini saya pun masih terus belajar menerjemahkan dan memahami kehendak langit ini. Oleh karena itu, saya perlu sahabat yang menemani perjalanan saya menuju abadi. Would you?
Referensi bacaan :
https://irilaslogo.wordpress.com/2011/12/20/ruh-ruh-yang-saling-terpaut/
"Sesungguhnya burung-burung itu akan bertengger bersama burung yang sama bentuknya sehingga setiap orang akan mencintai yang semisal dengannya".
Arti permisalan yang sangat populer diatas adalah ruh-ruh diciptakan sebelum jasad, dan bahwa ruh itu merupakan makhluk, ketika bersatu atau berpisah bagaikan sebuah pasukan bila bertemu dan berhadapan. Hal ini karena Allah subhanahu wa ta’aala telah menjadikannya ada yang beruntung dan ada pula yang celaka.
Setelah itu jasad yang menjadi tempat ruh akan bertemu di dunia, maka akan bertemu atau berpisah sesuai dengan keserupaan atau tidaknya, yang telah diciptakan baginya di awal penciptaannya. Sehingga engkau melihat seseorang yang baik akan mencintai yang baik, dan orang yang jahat akan senang kepada yang serupa. Dan masing-masing dari keduanya akan lari dari lawannya [Al-Imam An-Nawawi mengatakan dalam Syarah Muslim (16/pada hadits no. 2638)].
Burung akan terbang dengan yang serupa paras dan bentuknya/Pic : Pixabay |
Permisalan tersebut diatas merupakan gambaran tentang makna persahabatan. Ruh-ruh yang telah dipertautkan sebelum ditiup masuk dalam raga. Semua kemudian tinggal pada bagaimana upaya kecenderungan pilihan kita. Apakah condong pada kebaikan ataukah justru sebaliknya?
Secara etimologi kata “sahabat” berasal dari bahasa Arab ash-shahaabah, merujuk pada pengertian sahabat pada zaman Nabi.
Jika merujuk pada KBBI arti sahabat bersinonim dengan kawan, teman, handai. Sedangkan, pengertian sahabat menurut wikipedia adalah orang yang memperlihatkan perilaku yang berbalasan dan reflektif. Nilai-nilai perilaku yang ditunjukkan dalam persahabatan seringkali mengarah pada perilaku yang sama, dan ajeg alias konsiten, seperti :
- Kecenderungan untuk menginginkan apa yang terbaik bagi satu sama lain
- Terdapat simpati dan simpati
- Kejujuran
- Saling pengertian
Terdapat banyak nasihat yang disampaikan dari orang-orang shalih terdahulu tentang bagaimana kita harus pandai memilih sahabat sejati, antara lain :
"Seseorang yang dengan melihatnya mengingatkan kita kepada Allah
Seseorang yang dengan perkataannya bertambah amal kebaikan kita
Seseorang yang dengan amal-amalnya mengingatkan kita kepada akhirat".
(Disarikan dari HR. Abu Ya’ala)
Sudah seringkali kita lihat betapa banyak orang yang mengaku sahabat namun saling meninggalkan ketika harta mereka amblas. Meninggalkannya ketika cobaan sedang silih berganti mendera. Berapa banyak pula yang mengaku sahabat tapi memilih persimpangan lain karena tak siap menemani sahabatnya bertaruh nyawa. Atau jamak kita lihat karena iming-iming dunia mereka rela bertukar tempat menjadi sahabat yang khianat. Padahal sahabat sejati adalah yang “nekat” memberi nasihat saat kita lupa dan khilaf setiap saat.
Imam Syafi’i berkata, "Jika engkau punya teman yang selalu membantumu dalam rangka ketaatan kepada allah, maka peganglah erat-erat dia, jangan pernah kau melepaskannya. karena mencari teman baik itu susah, tetapi melepaskannya mudah sekali”.Apapun cara kita memaknainya, menjadi sahabat dan mencarinya adalah salah satu upaya penting dalam mengarungi samudera kehidupan dengan segala ombak kejutannya. Gelombang besar dan kecil tak pernah kita sangka datangnya. Terkadang ia tenang, seringkali tiba-tiba ia ‘trengginas” melibas segala sesuatu yang dilaluinya dengan ganas. Semuanya itu akan terasa lebih ringan jika kita tahu ada seseorang sebagai sandaran. Sebagai pengganti tangan Tuhan di dunia. Sahabat yang dengan sigap menenangkan, membantu, menasihati dan membimbing kita dalam melakukan perjalanan hidup yang singkat ini.
"Perumpamaan teman yang shalih dengan teman yang buruk bagaikan penjual minyak wangi dengan pandai besi, bisa jadi penjual minyak wangi itu akan menghadiahkan kepadamu atau kamu membeli darinya atau kamu akan mendapatkan bau wanginya. Sedangkan pandai besi pasti hanya akan membakar bajumu atau kamu akan mendaptkan bau tidak sedapnya".(HR. Bukhari)
Terakhir kali dalam tulisan ini sekali lagi saya yakin, Tuhan telah menginstall fitrah tersendiri untuk saya pribadi atau pada tiap manusia yang tersebar di seluruh semesta. Program langit itu sudah sepaket dengan tugas-tugas spesifik yang harus dicari dan jalani sebagai misi penciptaan manusia hadir diciptakan di muka bumi.
Perjodohan positif dalam pencarian persahabatan tentu bukan kalimat pasif. People come and go! Semua orang dalam kehidupan datang dan pergi silih berganti mencari kesamaan frekuensi.
Bersyukur dalam pencarian 'ruh' persahabatan ini, banyak dipertemukan dengan orang-orang hebat dengan idealisme aktual dan terus berkemajuan. Membantu menebalkan keberanian dan menepis segala kenyamanan tunggal dengan menyebar banyak harapan dan kebahagiaan.
Jangan berpikir ini hebat, sebab hingga detik ini saya pun masih terus belajar menerjemahkan dan memahami kehendak langit ini. Oleh karena itu, saya perlu sahabat yang menemani perjalanan saya menuju abadi. Would you?
Referensi bacaan :
https://irilaslogo.wordpress.com/2011/12/20/ruh-ruh-yang-saling-terpaut/
tulisannya sangat menarik dan bermanfaat .. semangat selalu menulis kisah dal blog challenge september ya kak..
BalasHapusdari aku yang ikutan juga hhehe mampir ke marselijunitast.com ya kak
Ahsiyyaaap...nanti aku mampir ke blognya yaa...๐
HapusSahabat yang membawa kepada kebaikan itu memang gak ada duanya tapi mencarinya luar biasa susahnya
BalasHapusSekalinya udah ketemu...jangan kasih lepas dia ya kak hehe
HapusAku sahabatmu Kan kakak? ๐๐๐
BalasHapusAaah...tentu saja..jangan ditanya๐๐๐
HapusAlhamdulillah, saya jadi keingat teman"seperjuangan, saudara beda orang tua
BalasHapusSaudara-saudari ideologis ya kak...:^)
HapusKalo kata SO7, "Arti teman lebih dari sekedar materi."~
BalasHapusMateri bisa dicari...sahabat sejati duh susah dicari hehe
HapusI would. Semoga niat belajar bersama di ODOP menjadikan kita manusia-manusia yg sadar akan hakikat manusia yg saling melengkapi. Kereen
BalasHapusAamiin...aamiin..semoga selalu dikumpulkan dalam kebermanfaatan ya kak๐
Hapusjadi kangen sahabat. oiyah, aku tidak memiliki sahabat hhhmmm :(
BalasHapusHmm..nggak apa-apa kak..selow...ada yang bilang sahabat terbaik sebelum yang lain adalah diri sendiri๐
Hapus