Hujan sore itu, angkasa tak segelap biasanya. Sekelebat aku melihat semburat cahaya jingga di ufuk barat. Aku tersenyum, "Indah" berseru sendiri dalam hati. Jendela dan pintu belakang kubuka selebar mungkin berharap aroma hujan bisa memenuhi ruangan ini. Ku pandangi langit sekali lagi lebih seksama. Entah apa yang aku cari di kedalaman samudera awan putih diatas sana.
Beruntung sekali keputusan kami untuk tetap mempertahankan ruangan terbuka di halaman belakang rumah. Kami masih bebas memandang langit dan menghirup aroma wangi udara bebas. Lamunanku terjeda saat mendengar sebuah lagu lawas favoritku dari Kla Projects diputar. Seketika perhatianku kini beralih ke arah radio tua kesayanganku. Ah, apa penyiarnya punya indera keenam ya..pas sekali jadi latar lagu nuansa sore ini. Aku tersenyum sendiri, pikirku Tuhan memang Maha Asyik. Di saat pikiran enggan bergerak dan akal hati sedang berisik menelisik kesana kemari seperti ini eh tiba-tiba lewat tangan penyiar radio itu dikasih lah backsound macam ini. Macam drama saja kalau skenario dan jalan ceritanya bagus tapi lagu latarnya jelek ya pasti nggak sempurna...nggak greget.
***
Ayun berayun pikir mengalun
Beterbangan khayal keinginan
Lelah memilih arah terpasti
Jelaga malam halangi
Ooo raga
Masih jauh perjalanan
Kita tempuh
Saujana
Samudra membentang sambut layarku
Saujana
Hidup di seberang gemerlap mimpiku
Mungkinkah merapat ke sana (lalu aku bangun istana)
Awan berarak semakin laju
Riuh taufan ombak keras menderu
Telah mengering seluruh bibirku
Dahaga suka cita
Pandang jauh saja
***
Sembari menikmati lagu, ku raih buku catatan yang ada di meja multifungsi itu. Meja makan yang disulap jadi meja serbaguna termasuk fungsi meja kerja. Buku catatan itu memang sengaja kusiapkan sebab biasanya nuansa seperti ini tiba-tiba ide datang tanpa mengetuk pintu. Nah, kalau tidak segera ditangkap pasti ia akan berlalu hanya jadi angan semu. Benar saja dugaanku tak lama ia datang. Ingatan lama sih tapi dibelakangnya ada ide baru ikut serta. Semesta Nayanika Swastamita. Aku menemukannya!!!
Tak menyangka seriang ini aku menemukan deretan kata yang akan jadi rumah keduaku. Alih-alih memaksa otakku untuk menemukannya, justru malah mampat. Berhari-hari berkontemplasi tidak jua berbuah hasil. Padahal akhir minggu terlanjur sudah buat janji dengan salah satu anak ideologisku untuk belajar membuat dan mengenal apa itu blog. Lepas "merumahkan" diriku dari pekerjaan diranah publik memang salah satu impianku adalah fokus belajar menulis lagi. Nah, media yang disarankan salah satunya melalui website atau blog pribadi. Jujur saja aku sudah lama tertarik tapi belum benar-benar luang untuk berkenalan dengannya. Sampai akhirnya dipertemukan kembali dengan salah satu muridku itu. Ia meminta diagendakan satu sesi konseling untuknya berkonsultasi. Akhirnya setelah diawali percakapan virtual yang cukup intens kami sepakat bertemu dirumah untuk konsultasi tatap muka lebih lengkap. Agenda tambahannya aku belajar singkat mengenal website dan blog. Ia memberikan aku pekerjaan rumah. Sebelum bertemu diakhir minggu nanti aku harus sudah menemukan alamat rumah mayaku nanti.
Demi menemukannya semua ide, kata-kata dari banyak artikel, buku semua berkelindan dibenakku. Berhari-hari tak menemukan sore ini ia datang tanpa ku undang. Kata pertama yang muncul adalah nayanika kemudian muncul semesta, disusul kata swastamita.
Naya adalah kata yang sangat aku suka. Nama pena yang pernah melekat padaku waktu kuliah dulu. Naya, Ranaya begitu biasa aku memakai nama itu. Meski yang mendengar dan mengenal terbatas karena memang tulisanku saat itu hanya untuk kalangan terbatas he-he-he. Aku merasa tak bisa dipisahkan dengan kata itu. Lalu aku berupaya memperbanyak referensiku. Sebagai pengagum bahasa Kawi, Sansekerta aku perbanyak referensi kataku dari sana. Beberapa hari sebelum hujan sore itu kutemukan kata Nayanika yang artinya mata yang indah dan memancarkan daya tarik. Kurekam baik-baik dalam ingatan, dan memastikan berulang kali jika kata ini harus "jadian" sama aku. Mulai dari sana kutarik semua padanan kata yang mungkin saja berjodoh dengannya. Tapi rupanya tak semudah yang kukira.
Hingga sore itu, hujan mengantarkan jodohnya. Semesta, kata ini berarti dunia dan ini mewakili dunia versi sudut pandangku. Swastamita bermakna pemandangan indah saat matahari tenggelam. Kata terakhir ini mungkin datang karena aku adalah pengagum senja. Betul selain hujan dan aromanya, senja adalah salah satu lukisan keindahan Maha Karya Tuhan yang diberikan untuk manusia.
Jadi kalau dirangkai ala ilmu cocokologi nih makna dan harapan keseluruhannya bisa lah dipahami seperti ini; memandang dunia dengan sudut pandang mata yang indah agar mampu memancarkan daya tarik dan keindahan bagi sesama. Seindah pemandangan lukisan Tuhan saat matahari tenggelam. Tiap orang memiliki sudut pandang dan cerita yang beragam. Semua memiliki hak untuk berbagi kisahnya. Mungkin sejarah terbentuk salah satunya dari cerita, bukan?
Susah payah amat cari nama sih? Kan ada yang bilang apalah arti sebuah nama? Kayak kata William Shakespeare, "What's in a name? That which we call a rose by any other name would smell as sweet". (26 April 1564-23 April 1616).
Tapi sesuai keyakinanku nama adalah simbolisasi doa, impian dan harapan kelak harus dipertanggungjawabkan. Meski prakteknya demi efisiensi hanya dua dari tiga kosakata saja yang sering dipakai. Tapi sungguh itu tidak mengurangi makna dan harapannya.
Seperti sekarang setelah sekian lama nama itu aku adopsi, ada harapan lain yang ikut bertumbuh. Beban kerinduan yang semakin hari makin meminta dipertemukan dengan hilir tujuan yang lebih besar. Semoga ...
#30haribercerita #30HBC19 #30HBC1902